Penggolongan Media PEMBELAJARAN
A. Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Para Ahli
Ada beberapa cara untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan media pembelajaran dengan dasar pertimbangan tertentu. Pengolongan media ini dapat juga dilakukan dengan berdasarkan pada ruang lingkup pengertian media menurut para ahli yang mengemukakannya. Berikut klasifikasi media pembelajaran menurut beberapa ahli:
1. Kemp & Dayton (1985)
Mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:
1) Media cetakan
Yaitu meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Misalnya buku teks, lembaran penuntun, penuntun belajar, penuntun instruktur, brosur, dan teks terpogram.
2) Media pajang
Pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Misalnya papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin, dan pameran.
3) OHP dan transparansi
Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding.
4) Rekaman audiotape
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan.
5) Seri slide (film bingkai) dan filmstrips
Adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar 10 sampai 100 buah.
6) Penyajian multi-image
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk visualnya berupa gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menununjukkan bagaimana suatu benda. Diagram yang melukiskan hubungan konsep, organisasi, dan struktur materi.
7) Rekaman video dan film hidup
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.
8) Komputer
Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (keybord dan writing pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data (memori permanen/ROM, sementara RAM), dan output (monitor, printer).
2. Leshin, Pollock & Reigeluth (1992)
Mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu:
1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, dan kegiatan kelompok)
2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas)
3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, dan slide)
4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, dan televisi)
5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video dan hypertext)
3. Seels & Glasgow (1990)
Melakukan klasifikasi media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi, mereka membagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1) Pilihan Media Tradisional
Visual diam yang diproyeksikan
• proyeksi opaque(tak tembus pandang)
• proyeksi overhead
• slides
• filmstrips
b. Visual yang tak diproyeksikan
• gambar, poster
• foto
• charts, grafik, diagram
• pameran, papan info, papan-bulu
c. Audio
• rekaman piringan
• pita kaset, reel, catridge
d. Pernyajian multimedia
• slide plus suara (tape)
• multi-image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
• film
• televisi
• video
f. Cetak
• buku teks
• modul, teks terpogram
• workbook
• majalah ilmiah, berkala
• lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
• teka-teki
• simulasi
h. Realita
• model
• specimen (contoh)
• manipulatif (peta, boneka)
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. media berbasis telekomunikasi
• telekonferen
• kuliah jarak jauh
b. Media berbasis mikroprosesor
• computer-assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer)
• permainan komputer
• sistem tutor intelejen
• interaktif
• hypermedia
• compact video disc
•
3. Setyosari & Sihkabuden (2005)
Mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan lima kategori. Yaitu klasifikasi media berdasarkan: bentuk dan ciri fisiknya, jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, pesepsi indera yang diperoleh, penggunaannya, dan hirarkhi pemanfaatannya.
1) Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisiknya
a. Media pembelajaran dua dimensi
yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuran panjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnya peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b. Media pembelajaran tiga dimensi
yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.
c. Media pandang diam
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
d. Media pandang gerak
yaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya.
4. Gerlach dan Ely
mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe, yaitu:
a. Benda sebenarnya (realita): orang, kejadian, objek atau benda tertentu.
b. Presentasi verbal: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slide), transparansi, cetakan di papan tullis, majalah dan papan tempel.
c. Presentasi grafis: bagan, grafik, peta, diagram, lukisan, poster, kartun dan karikatur.
d. Potret diam (still picture): potret yang diambil dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (filmstrips), film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar.
e. Film(motion picture): film atauvideo tape dari pemotretan/perekaman benda atu kejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi).
f. Rekaman suara (audio recorder): yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa verbal maupun efek suara musik (sound effect).
g. Program: terkenal pula dengan istilah pengajaran berprogram, yaitu sikuen dari informasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. ada pula yang dioersiapkan dan diprogram melalui mesin komputer.
h. Simulasi: peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaaan sebenarnya. Misalnya prilaku bagaimana seoarang sopir ketika sedang mengemudi yang ditunjukan pada layar video atau layar film.
2) Klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh
Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjang pengalaman, yaitu sebagai berikut.
a. Pengalaman langsung (the real life experiences)
Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau kejadian.
c. Pengalaman dari kata-kata (words only)
Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.
Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar. Dalam kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat kekongkritan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkrit diletakkan pada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak.Berikut Kerucut Pengalaman Dale.
Gambar Kerucut Pengalaman Dale
3) Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera yang diperoleh
Dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Namun Sulaiman menggolongkan media pembelajaran menjadi sebagai berikut.
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette Tape Recorder, dan Radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.
a. Media motion visual: silent film (film-bisu) dan loop-film)
b. Media still visual: gambar, slides, filmestrips, OHP dan transparansi.
c. Media audio: telepon, radio, audio tape recorder dan audio disk.
d. Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa alphanumerik.
4) Klasifikasi berdasarkan penggunaannya
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.
Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi)
Di samping di atas , media juga dapat dikelompokan berdasarkan sifat modernnitasnya, antara lain sebagai berikut.
a. Ruang kelas otomatis
yaitu ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol) untuk menciptakan perubahan kelas besar menjadi kelas kecil atau diskusi.
b. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system)
Suatu sistem ruang proyeksi yang melengkapi ruang kelas otomatis, yang memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.
c. Sistem interkomunikasi.
Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana programnya di-TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh beberapa sekolah. Untuk memelihara interaksi dan partisipasi siswa setiap kelas disediakn media interkomunikasi.
5) Klasifikasi berdasarkan pemanfaatannya
1. Berikut kategori media pembelajaran/sumber belajar menurut Kemp, Morisson, & Ross dalam Smaldino.
A. Kelebihan dan Keterbatasan Beberapa Media Pembelajaran
1. Bahan Cetak
Kelebihan:
• Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami.
• Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetak, siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
• Perpaduan teks dan gambar dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format verbal dan visual.
• Khusus pada teks terprogram siswa akan berinteraksi dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan/latihan yang disusun.
• Dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah (ekonomis/ecomomical)
Keterbatasan:
• Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
• Biaya pencetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar atau foto.
• Proses pencetakan media yang memakan waktu yang lama.
• Menimbulkan kebosanan pada siswa.
• Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif, jarang menekankan pada emosi dan sikap.
• Jika tidak dirawat dengan baik akan mudah rusak atau hilang.
2. Papan magnetik
Kelebihan:
• bermanfaat di ruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus.
• Pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan sementara penyajian berlangsung.
• Mudah dipersiapkan
• Fasilitas papan tulis selalu tersedia di ruang kelas.
Keterbatasan:
• terbatas penggunaan pada kelompok kecil
• Memerlukan keahlian khusus dari penyajinya.
• Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan
• Pada saaat menulis di papan, guru membelakangi siswa yang akan mengganggu suasana dan pengelolaan kelas.
3. Proyektor Transparansi (OHP)
Kelebihan:
• Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
• Dapat menjangkau kelompok yang besar.
• Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri.
• Peralatan mudah dioperasikan .
• Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
• Memiliki kemampuan menampilkan warna.
Keterbatasan:
• Fasilitas OHP harus tersedia.
• Listrik pada ruang harus tersedia.
• Sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium (keystoning).
• Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam penyajian maupun penyimpanan.
4. Rekaman Audio-Tape
Keuntungan:
• Radio tape telah menjadi peralatan yang lumrah di sekolah.
• Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan.
• Rekaman dapa dijadikan alat diagnosis keterampilan mengucapkan, membaca, atau berpidato.
• Pengoperasian radio tape relatif mudah.
Keterbatasan:
• Sulit menentukan lokasi pesan jika pesan itu berada di tengah-tengah pita.
• Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali hasil rekaman pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.
5. Slide (film bingkai)
Kelebihan:
• Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
• Dapat disebarkan dan digunakan di berbagai tempat secara bersamaan.
• Gambar pada film bingkai dapat ditayangkan lebih lama.
• Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan yang masih terang. Jika tidak ada layar khusus dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.
• Dapat menyajikan gambar dan grafik berbagai bidang ilmu.
• Dapat digabung dengan suara/rekaman.
Keterbatasan:
• Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan televisi/film.
• Memerlukan perhatian dalam penyimpanan agar film bingkai tidak hilang atau tercecer.
• Memerlukan biaya lebih besar dari pada pembuatan media foto, gambar, grafik yang tidak diproyeksikan.
6. Film dan Video
Kelebihan:
• Dapat menunjukkan objek secara jelas.
• Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat.
• Dapat mendorong dan meningkatkan motivasi.
• Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung.
Keterbatasan:
• Memerlukan biaya yang mahal.
• Gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi.
• Film dan video yang tersedia terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan.
7. Televisi
Kelebihan:
• Dapat menampilkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama.
• Dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
• Dapat membawa dunia nyata ke kelas seperti peristiwa-peristiwa melalui penyiaran langsung atau rekaman.
• Dapat menyajikan program-program yang disesuaikan dengan usia.
• Dapat menghemat waktu guru dan siswa.
Keterbatasan:
• Hanya dapat menyajikan komunikasi satu arah.
• Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar.
• Dikhawatirkan muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru (dehumanisasi).
• Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
8. Komputer
Kelebihan:
• Dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena dapat memberikan iklim yang bersifat afektif dengan cara yang lebih individual.
• Dapat merangsang untuk mengerjakan latihan dan simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik.
• Dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan, dan kendali berada di tatangan siswa.
• Dapat berhubungan dengan peralatan lain seperti compact disc dan video tape yang dikendalikan komputer.
Keterbatasan:
• Pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
• Diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.
• Keragaman model komputer sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lain.
• Program yang tersedia terkadang belum memperhitungkan kreativitas siswa.
Daftar Rujukan
Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Punadji, S. & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Elang Mas.
Heinich, dkk. 2002. Instructional Media and Tecnologies for Learning, Seventh Edition. Upper Saddle River , New Jersey Columbus , Ohio . Merrill Prentice Hall
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar, kritik dan saran anda